Simbol Logo Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Berikut adalah fakta mengenai Lambang atau simbol K3 dan Bendera K3
Lambang K3
- Bentuk lambang : palang dilingkari roda bergigi sebelas berwarna hijau di atas dasar putih.
- Arti dan makna lambang :
- palang : bebas dari kecelakaan dan sakit akibat kerja.
- roda gigi : bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.
- warna putih : bersih, suci.
- warna hijau : selamat, sehat dan sejahtera.
- sebelas gerigi roda : 11 Bab dalam Undang-undang Keselamatan Kerja.
Untuk bendera K3
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP-1135/MEN/1987, Tanggal 3 Agustus 1987 Tentang : Bendera Keselamatan & Kesehatan Kerja, ukurannya adalah 900 x 1350 mm.
Kenali Lingkungan Kerja Tidak Sehat
Namun, tak jarang keinginan tinggal keinginan, sementara jika ingin pindah kerja, belum ada perusahaan bisa menerima dalam waktu dekat. Akibatnya, Anda jadi stres.
Sebelum Anda mengalami ‘mimpi buruk’ seperti ini, berikut merupakan ciri-ciri lingkungan kerja yang tidak sehat. Jika apa yang dipaparkan di bawah ini ada dalam lingkungan kerja Anda, Anda dapat mengantisipasinya sejak dini.
1. Dilarang multitasking
Biasanya perusahaan sehat sangat senang jika karyawannya produktif dan mau berbuat lebih dari sekadar yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Perusahaan tidak sehat sebaliknya, tak suka pada karyawan 'serba bisa'. Biasanya hal ini terjadi, karena khawatir karyawan itu mengetahui hal-hal yang tidak seharusnya diketahui. Jadi, perusahaan memberikan tugas-tugas bersifat khusus dan terpisah-pisah bagi karyawannya agar mudah dikontrol.
2. Rapat tidak efektif
Rapat semestinya merupakan ajang untuk saling berbagi ide, data, dan tujuan yang jelas untuk kemajuan perusahaan. Namun, dalam lingkungan kerja tidak sehat, rapat hanya menjadi ajang untuk saling menyalahkan, memojokkan, dengan disertai hitungan-hitungan matematika memusingkan, dan metafora-metafora klise.
3. Beban kerja tak menentu
Di lingkungan kerja sehat, antara beban kerja dan hasil yang didapat biasanya seimbang. Namun, di lingkungan kerja tidak sehat, ada karyawan yang dibebani pekerjaan yang menumpuk, tapi ada juga yang dibiarkan lebih banyak ongkang-ongkang kaki.
Namun, bisa juga pada suatu ketika pekerjaan begitu melimpah sehingga tidak tertangani, tapi di saat lain justru tak ada sama sekali, sehingga karyawan mengalami disfungsional. Ini mungkin terjadi karena atasan tidak mampu mengelola manajemen dengan baik, tidak tahu tugas dan fungsi Anda, atau mereka memang tidak peduli.
4. Kebijakan overlaping
Penanganan pekerjaan yang baik adalah jika antara tugas dengan instruksi yang diberikan paralel dan dapat diselesaikan satu per satu. Namun, di lingkungan kerja tidak sehat, seringkali terjadi ketika satu pekerjaan belum selesai, sudah ada instruksi baru, memo baru, kebijakan baru, yang ada kalanya saling bertentangan. Namun, Anda dilarang bertanya atau mengeluh.
5. Target tidak realistis
Penetapan target yang baik adalah yang sesuai dengan kapasitas dan kondisi terkini, namun di lingkungan kerja yang tidak sehat, target dibuat bertentangan dengan prinsip tersebut sehingga terkesan terlalu di awang-awang dan tidak realistis.
Selamat mencoba, karena hasil akhir yang berkualitas dimulai dengan implementasi yang berkualitas (Quality Implementation /QI).
Lingkungan Sehat dan Lingkungan tidak Sehat
A. Ciri-Ciri Lingkungan Sehat dan Lingkungan tidak Sehat
1. Lingkungan Sehat
Pernahkah kamu berjalan-jalan bersama ayah dan ibumu ke luar kota yang jauh dari keramaian? Kamu akan merasakan udara di sekitar tempat itu sangat segar dan bersih. Udara yang bersih itu banyak mengandung oksigen yang baik bagi tubuh kita. Udara yang bersih dapat kamu peroleh di rumah. Ketika bangun pagi, hiruplah udara di halaman rumahmu, kemudian rasakan udara yang masuk ke dalam paru-parumu. Terasa nyaman dan segar, bukan?
Mungkin, di halaman rumahmu banyak tanaman. Oksigen yang dihasilkan oleh tanaman tersebut akan banyak. Udara di sekitarnya akan terasa nyaman dan segar. Adakah sungai atau parit di sekitar rumahmu? Apakah sungai dan parit tersebut penuh sampah? Air sungai yang sehat adalah air sungai yang bersih dan jernih. Tidak ada sampah yang berserakan. Biasanya, masih ada ikan yang hidup di sungai itu. Parit di rumahmu harus selalu dibersihkan. Jangan ada sampah yang menyumbat aliran airnya. Parit yang sehat harus jernih dan bersih.
Ayo, Kerjakan 4.1
Carilah di surat kabar atau majalah gambar-gambar mengenai lingkungan
|
2. Lingkungan Tidak Sehat
Sekarang banyak lingkungan yang tidak sehat di sekitar kita. Apakah penyebab hal tersebut? Lingkungan tidak sehat adalah lingkungan yang kotor. Lingkungan yang kotor berarti lingkungan tersebut sudah tercemar. Pencemaran lingkungan terbagi atas pencemaran air, udara, dan tanah.
Ayo, Cari Tahu 4.1
Menjernihkan Air secara Sederhana
Tujuan
2. Kerikil yang sudah bersih 3. Pasir yang sudah bersih 4. Ember yang tidak berlubang Langkah Kerja
Jawablah pertanyaan berikut ini.
|
b. Pencemaran Udara
Pernahkah kamu memerhatikan kendaraan bermotor yang mengeluarkan asap knalpot? Asap tersebut, jika kamu hirup, akan terasa menyesakkan. Udara yang kamu hirup tersebut sangat berbahaya bagi tubuhmu. Asap yang berbahaya, seperti asap kendaraan bermotor, asap pembakaran sampah, dan asap pabrik, dapat membahayakan kesehatan tubuh. Bau yang tidak sedap pun, seperti sampah, parit yang kotor, dapat menyebabkan pencemaran udara. Asap kendaraan bermotor, asap pabrik, dan asap pembakaran sampah merupakan unsur pencemar udara. Pencemaran udara membuat napas kita menjadi sesak dan paru-paru pun dipenuhi oleh zat kimia yang merusak alat pernapasan.
Selain air dan udara, pencemaran pun dapat terjadi di tanah. Tanah yang sudah tercemar kurang baik jika digunakan untuk bercocok tanam. Pencemaran tanah dapat disebabkan oleh pembuangan sampah, pemakaian pupuk yang berlebihan, dan penggunaan pestisida yang berlebihan.
- 1) Pembuangan sampah
Sampah ada yang berupa sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik, yaitu sampah sisa-sisa makhluk hidup, seperti daun-daun yang kering. Adapun sampah nonorganik, yaitu sampah plastik, kaca, dan logam. Termasuk sampah apakah sampah di rumahmu? Sampah organik, jika diolah dengan baik, akan menghasilkan kompos. Akan tetapi, jika tidak diolah dengan baik, sampah-sampah itu akan membusuk dan menghasilkan gas yang disebut metana. Sampah anorganik adalah sampah yang tidak cepat membusuk. Jika dibiarkan, sampah-sampah itu mencemari tanah. Untuk menguranginya, sampah-sampah ini harus didaur ulang menjadi barang baru. Kertas dapat didaur ulang dengan mudah. Adapun plastik, kaca, dan logam didaur ulang melalui proses yang panjang dan biaya yang mahal. Menurutmu, apa akibatnya jika sampah dibiarkan terus-menerus. Diskusikan bersama guru dan temanmu.
- 2) Pemakaian pupuk yang berlebihan
Pemberian pupuk tanah, jika tidak sesuai dengan ukuran yang tepat, akan mencemari tanah. Tanah menjadi asam dan mematikan tumbuhan dan hewan yang ada di sekitarnya.
- 3) Penggunaan pestisida yang berlebihan
Pestisida juga akan mencemari tanah jika digunakan secara berlebihan. Pemberian pestisida yang berlebihan akan membuat hewan yang menguntungkan ikut mati. Jika terbawa aliran air sampai ke sungai, akan mencemari air sungai.
Ayo, Berlatih 4.1
Kerjakanlah soal-soal berikut di buku latihanmu.
|
Cara Memelihara Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan
Lingkungan alam dan buatan harus dijaga dan dipelihara dengan sebaik-baiknya. Lingkungan alam dan buatan yang dijaga kelestariannya akan terus memberikan manfaat bagi manusia. Berikut beberapa cara dalam memelihara lingkungan alam dan buatan yang ada di sekitar kita.
1. Cara Memelihara Lingkungan Alam
Tumbuh-tumbuhan yang hidup di hutan dan di pegunungan dapat berfungsi untuk melestarikan air, udara, dan tanah. Akar tumbuhan dapat berfungsi sebagai penahan air, sehingga tidak akan terjadi banjir dan erosi pada saat hujan deras. Erosi dan banjir menyebabkan lapisan tanah paling atas akan ikut hanyut. Padahal lapisan tanah paling atas adalah yang paling subur. Hutan juga disebut dengan paru-paru dunia. Tumbuhan yang ada di hutan menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida. Hal ini terjadi pada saat tumbuhan melakukan proses fotosintesis. Oksigen diperlukan makhluk hidup untuk bernapas.
a. Menjaga Kelestarian Air
Setiap makhluk hidup membutuhkan air. Manusia membutuhkan air untuk minum, mandi, mencuci, memasak, dan lain-lain. Air untuk minum harus dimasak lebih dulu agar kuman-kuman nya mati. Hewan memerlukan air untuk minum dan mandi. Tumbuhan memerlukan air untuk pertumbuhan dan kesuburannya. Air merupakan karunia Tuhan yang harus dijaga keberadaan dan kebersihannya. Air yang kotor atau tercemar tidak dapat dimanfaatkan. Air yang kotor atau tercemar dapat membahayakan kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Kelestarian air dapat dijaga dengan cara antara lain:
1) tidak membuang sampah di sungai atau saluran air;
2) melakukan kegiatan penghijuan atau penanaman pohon yang dapat berfungsi sebagai penahan dan penyimpan air;
3) menggunakan air sesuai kebutuhan.
4) Air bekas cucian dan mandi diusahakan tidak langsung meresap ke dalam tanah, tetapi dialirkan ke saluran pembuangan.
Hal ini bertujuan agar tidak terjadi pencemaran air tanah.
b. Menjaga Kelestarian Udara
Udara sangat penting bagi kehidupan manusia. Setiap makhluk hidup di bumi membutuhkan udara. Manusia dan hewan memerlukan udara untuk bernapas. Tanpa udara semua makhluk hidup akan mati. Udara perlu dijaga kebersihannya. Asap pabrik dan asap kendaraan bermotor dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara. Pencemaran udara sama dengan polusi udara. Untuk mengurangi pencemaran udara, pabrik-pabrik yang besar harus menggunakan cerobong asap. Udara yang bersih baik untuk kesehatan badan. Untuk mengurangi terjadinya pencemaran udara sebaiknya di kanan kiri jalan ditanami pohon. Kamu juga harus ikut serta dalam menjaga kebersihan udara.
Tanah merupakan tempat hidup bagi makhluk hidup. Semua hasil pertanian, perkebunan, tambang, dan hasil bumi lainnya berasal dari tanah. Tanah yang subur dapat menghasilkan tanaman yang baik. Tanah yang tandus perlu diolah agar menjadi subur. Sampah dari daun baik untuk menyuburkan tanah.Untuk menjaga kelestarian tanah tanamilah tanah kosong di sekitarmu agar tidak menjadi tandus. Tanah harus diolah dengan pengairan dan pemupukan yang benar.
2. Cara Memelihara Lingkungan Buatan
a. Menjaga Ketertiban Lingkungan
Lingkungan yang aman, tertib, dan tenteram menjadi harapan semua orang. Oleh karenanya, setiap warga harus menjaga keamanan dan ketertiban. Apa yang terjadi jika kita tidak menjaga ketertiban lingkungan? Tentu saja lingkungan tidak akan aman, banyak terjadi pencurian, kekacauan, dan berbagai keributan lain. Akibatnya warga merasa terancam dan tidak dapat hidup tenang.
Lingkungan yang bersih merupakan dambaan setiap orang. Kebersihan lingkungan menjadi tanggung jawab setiap orang. Perhatikan uraian berikut. Di kompleks perumahan Pak Tatang setiap hari minggu diadakan kerja bakti. Pukul tujuh pagi semua warga sudah berkumpul untuk melaksanakan kerja bakti. Mereka membawa alat-alat yang diperlukan untuk kerja bakti. Pak Tatang, selaku ketua RT, memberikan petunjuk kepada warga. Ada yang membersihkan saluran air, ada yang mendorong gerobak sampah, ada yang mencangkul, meratakan tanah, dan ada yang membersihkan rumput liar. Anak-anak juga ikut serta dalam kegiatan kerja bakti tersebut, dengan mengumpulkan sampah dan membuangnya ke tempat sampah. Ibu-ibu menyediakan makanan dan minuman untuk para warga. Sekarang kompleks perumahan tersebut menjadi bersih dan asri. Lingkungan yang bersih akan mencegah berjangkitnya berbagai penyakit. Kamu harus selalu menjaga lingkungan tempat tinggalmu agar selalu bersih dan sehat.
c. Menjaga Kebersihan Akuarium
Apakah kalian mempunyai akuarium di rumah? Akuarium yang kalian miliki termasuk dalam lingkungan buatan. Akuarium yang kita buat, di dalamnya berisi ikan dan berbagai benda buatan yang mirip dengan benda-benda di sungai dan laut. Seperti, batu karang, tanaman hias, kerikil, dan sebagainya. Semua itu bertujuan agar akuarium terlihat seperti bentuk kehidupan laut yang sebenarnya, dan ikan yang ada di akuarium merasa seperti hidup di laut. Akuarium harus selalu dijaga kebersihannya. Oleh karena itu, seminggu sekali akuarium harus dibersihkan. Airnya yang kotor harus rutin diganti. semua itu akan membuat ikan hidup dengan sehat. Akuarium yang bersih menjadi indah dipandang mata.
3. Contoh Perilaku Memelihara Lingkungan Alam dan Buatan
Kalian semua tentu pernah melihat sungai, baik sungai yang besar maupun sungai yang kecil. Sungai termasuk ketampakan alam. Tahukah kalian manfaat sungai? Manfaat sungai banyak sekali seperti yang telah dijelaskan di depan. Agar sungai selalu dapat dimanfaatkan oleh manusia, sungai harus dijaga kelestarian dan kebersihannya. Contoh perilaku yang baik dalam memelihara sungai adalah dengan tidak membuang sampah dan limbah ke sungai, karena dapat mencemari dan mengotori sungai. Selain itu sampah yang dibuang di sungai juga dapat menyebabkan terjadinya bencana banjir.
5. Menunjukkan Letak Ketampakan Alam dan Buatan Sesuai dengan Arah Mata Angin
Desa Sukamakmur berada di sebelah timur SD Bakalan 01. SD Bakalan 01 menjadi perbatasan antara Desa Sukamakmur dengan Desa Manang. SD Bakalan 01 masuk dalam wilayah Desa Sukamakmur. Wilayah Desa Sukamakmur cukup luas, terdiri atas lima dusun dan terbagi menjadi 20 Rukun Warga (RW). Setiap RW terdiri atas beberapa Rukun Tetangga (RT).
Lingkungan Alam dan Buatan di Sekitar Sekolah
Lingkungan alam dan lingkungan buatan juga dapat kamu temukan di sekolah. Coba, kamu perhatikan uraian berikut. Murid-murid kelas III dibimbing oleh Bu Farida menuju halaman belakang sekolah. Dari halaman belakang sekolah terlihat bentuk muka bumi yang menonjol tinggi dan besar di kejauhan. Bu Farida menjelaskan bahwa bentuk muka bumi tersebut adalah gunung dan sudah ada sejak dahulu sebelum sekolah ini dibangun. Gunung termasuk lingkungan alam yang ada di bumi. Pernahkah kamu melihat atau pergi ke gunung? Di sekitar sekolah selain ada gunung, juga ada parit yang dibuat oleh penjaga sekolah dengan dibantu beberapa pekerja. Parit berguna untuk mengalirkan air bila terjadi hujan. Oleh karenanya, halaman sekolah tidak pernah tergenang air. Parit termasuk lingkungan buatan karena dibuat oleh manusia.
Pengertian Lingkungan Alam dan Lingkungan Buatan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Lingkungan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan alam dan lingkungan buatan. Berikut akan diuraikan tentang lingkungan alam dan lingkungan buatan yang ada di alam semesta, khususnya yang ada di sekitar kita.
1. Lingkungan Alam
Lingkungan alam adalah segala sesuatu yang ada di alam dan diciptakan oleh Tuhan. Ketampakan lingkungan alam di muka bumi berbeda-beda. Contoh lingkungan alam yang ada di muka bumi, antara lain sungai, danau, laut, lembah, dan gunung. Selain itu, ketampakan alam ada juga yang berupa dataran rendah, pantai, laut, pegunungan, dan dataran tinggi.
a. Pegunungan
Salah satu ketampakan alam yang dapat kita lihat adalah pegunungan. Pegunungan adalah bentang alam yang berupa deretan gunung yang bersambungan. Pegunungan termasuk dataran tinggi. Udara di pegunungan biasanya sejuk dan bahkan ada yang sangat dingin. Daerah pegunungan sangat baik untuk bercocok tanam buah, sayur, dan bunga. Daerah pegunungan juga dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata. Oleh karena pemandangannya yang indah. Daerah pegunungan yang banyak ditumbuhi tanaman dapat menyerap dan menyimpan air hujan. Hal ini berguna untuk mencegah terjadinya erosi. Erosi adalah pengikisan tanah yang dapat mengakibatkan terjadinya banjir dan tanah longsor.
Sungai juga termasuk ketampakan alam. Sungai banyak memberikan manfaat bagi manusia. Manfaat sungai, antara lain untuk mandi, mencuci, pengairan lahan pertanian (irigasi) dan sarana transportasi (untuk sungai-sungai besar di luar Pulau Jawa). Di sungai banyak hidup berbagai binatang air, seperti ikan, buaya, dan katak.
Danau merupakan lingkungan alam. Danau terjadi karena adanya cekungan di alam yang terisi air, baik dari air hujan maupun dari mata air yang ada di tempat tersebut. Danau juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat penampungan air. Danau sangat bermanfaat bagi manusia. Manfaat danau bagi kehidupan manusia, antara lain, untuk keperluan-keperluan sebagai berikut:
1) budi daya ikan air tawar,
2) tempat wisata,
3) irigasi atau pengairan sawah, dan
4) sarana olahraga (dayung).
Pantai adalah daerah perbatasan antara laut dan daratan. Pantai lazim terletak di daerah pesisir. Pantai biasanya banyak ditumbuhi pohon kelapa dan tumbuhan bakau.Tumbuhan bakau berguna untuk menahan abrasi atau erosi yang disebabkan gelombang air laut dan tempat hidup ikan. Pantai yang indah menjadi salah satu objek wisata yang digemari banyak orang.
2. Lingkungan Buatan
Lingkungan buatan adalah segala sesuatu yang dibuat oleh manusia dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Contoh lingkungan buatan adalah waduk, lahan pertanian, tambak, perkebunan, dan permukiman penduduk.
a. Waduk
Waduk dibuat manusia untuk menampung air hujan. Waduk juga sebagai tempat berkumpulnya aliran sungai atau tempat penampungan air di wilayah yang bersangkutan. Manfaat waduk bagi manusia, antara lain untuk keperluan- keperluan sebagai berikut:
1) pembangkit listrik,
2) irigasi atau pengairan sawah,
3) budi daya ikan air tawar,
4) tempat rekreasi,
5) pengendali banjir, dan
6) kegiatan olahraga (dayung, ski air, dan sebagainya).
Indonesia merupakan negara yang mempunyai lahan pertanian yang luas. Lahan pertanian yang ada di Indonesia dimanfaatkan penduduk untuk kegiatan pertanian seperti padi, jagung, sayuran, buah, dan tanaman lainnya. Sebagian besar penduduk di negara kita bermata pencaharian sebagai petani. Lahan pertanian harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Hasil pertanian berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Usaha tambak dilakukan di daerah dekat pantai. Petani tambak menggunakan daerah pantai untuk usaha tambak udang dan bandeng. Udang dan bandeng merupakan sumber protein yang diperlukan tubuh kita. Pernahkah kamu melihat budi daya bandeng di tambak?
d. Perkebunan
Pernahkah kamu pergi ke daerah pegunungan atau di dataran tinggi? Tanaman apa saja yang ada di daerah pegunungan? Tanaman di daerah pegunungan adalah jenis tanaman perkebunan yang bisa tumbuh dengan baik di daerah sejuk, seperti teh, kopi, dan tembakau. Selain di dataran tinggi usaha perkebunan juga diusahakan di tempat lain. Contoh hasil dari tanaman perkebunan lainnya adalah kelapa sawit, karet, cokelat, kapas, dan sebagainya. Perkebunan juga termasuk dalam lingkungan buatan. Perkebunan dibuat oleh manusia dengan tujuan untuk berbagai memenuhi kepentingan hidupnya.
Pemukiman penduduk merupakan suatu wilayah yang digunakan untuk tempat tinggal masyarakat. Pemukiman penduduk juga termasuk dalam lingkungan buatan, karena kompleks pemukiman dibuat manusia untuk tujuan tertentu yaitu sebagai tempat tinggal. Kawasan pemukiman penduduk adalah suatu tempat berupa rumah-rumah yang dibangun pada lahan tertentu. Perhatikan uraian berikut!
Pengertian Kesehatan Lingkungan Menurut WHO
Pengertian Kesehatan Lingkungan sehat menurut WHO adalah “Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan.”.
Sedangkan menurut UU No 23 / 1992 Tentang kesehatan “Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.”BM6UYQRCDWWS
Pengertian Lingkungan Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976) adalah ”Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.”
Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian Kesehatan Lingkungan sebagai berikut :
a. Pengertian Kesehatan Lingkungan Menurut World Health Organisation (WHO) pengertian Kesehatan Lingkungan : Those aspects of human health and disease that are determined by factors in the environment. It also refers to the theory and practice of assessing and controlling factors in the environment that can potentially affect health. Atau bila disimpulkan “Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.”
b. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) “Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.”
c. Apabila disimpulkan Pengertian Kesehatan Lingkungan adalah “ Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.”
Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
Ruang lingkup Kesehatan lingkungan adalah :
a. Menurut WHO
1) Penyediaan Air Minum
2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3) Pembuangan Sampah Padat
4) Pengendalian Vektor
5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6) Higiene makanan, termasuk higiene susu
7) Pengendalian pencemaran udara
Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan pemukiman
12) Aspek kesling dan transportasi udara
13) Perencanaan daerah dan perkotaan
14) Pencegahan kecelakaan
15) Rekreasi umum dan pariwisata
16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
b. Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3), ruang lingkup kesehatan lingkungan sebagai berikut :
1) Penyehatan Air dan Udara
2) Pengamanan Limbah padat/sampah
3) Pengamanan Limbah cair
4) Pengamanan limbah gas
5) Pengamanan radiasi
6) Pengamanan kebisingan
7) Pengamanan vektor penyakit
Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.
Pencapaian Program Kesehatan dan Kesehatan Lingkungan
Beberapa upaya untuk memperkecil resiko turunnya kualitas lingkungan telah dilaksanakan oleh berbagai instansi terkait seperti pembangunan sarana sanitasi dasar, pemantauan dan penataan lingkungan, pengukuran dan pengendalian kualitas lingkungan.
Pembangunan sarana sanitasi dasar bagi masyarakat yang berkaitan langsung dengan masalah kesehatan meliputi penyediaan air bersih, jamban sehat, perumahan sehat yang biasanya ditangani secara lintas sektor. Sedangkan dijajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang kegiatan yang dilaksanakan meliputi pemantauan kualitas air minum, pemantauan sanitasi rumah sakit, pembinaan dan pemantauan sanitasi tempat-tempat umum (Hotel, Terminal), tempat pengolahan makanan, tempat pengolahan pestisida dan sebagainya.
Didalam memantau pelaksanaan program kesehatan lingkungan dapat dilihat beberapa indikator kesehatan lingkungan sebagai berikut:
- Penggunaan Air Bersih
Untuk tahun 2007 jumlah keluarga yang diperiksa yang memiliki akses air bersih 72,35%. Dari hasil inspeksi sanitasi petugas Puskesmas penggunaan air bersih pada setiap keluarga yang paling tertinggi adalah sumur gali +34,99%, sumur pompa tangan +31,86% ledeng +18,59. - Rumah Sehat
Bagi sebagian besar masyarakat, rumah merupakan tempat berkumpul bagi semua anggota keluarga dan menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit diantara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.
Pada tahun 2007 telah dilakukan pemeriksaan rumah sehat di 40 wilayah Puskesmas di kab.Tangerang, dari hasil inspeksi sanitasi 560.426 rumah maka 68,34% dinyatakan sehat.
Dari data yang ada maka program sosialisasi terhadap masyarakat untuk membangun rumah sehat perlu terus dilakukan sehingga pencegahan terhadap perkembangan vektor penyakit dapat diperkecil, demikian pula penyebab penyakit lainnya di sekitar rumah. - Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar.
Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi persediaan air bersih, kepemilikan jamban keluarga, tempat sampah dan pengelolaan air limbah keluarga keseluruhan hal tersebut sangat diperlukan didalam peningkatan kesehatan lingkungan.
Dari hasil pendataan yang dilakukan oleh sanitasi Puskesmas menggambarkan sampai tahun 2007 dapat digambarkan pada grafik berikut.
Persentase Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Tahun 2005 dan 2007
Dari data diatas menunjukkan bahwa tahun 2007 kepemilikan sarana sanitasi dasar di Kab.Tangerang sedikit meningkat dibandingkan tahun 2006, dapat diasumsikan bahwa kondisi ini menunjukan adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya sarana sanitasi dasar. - Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM)
Makanan termasuk minuman, merupakan kebutuhan pokok dan sumber utama bagi kehidupan manusia, namun makanan yang tidak dikelola dengan baik justru akan menjadi media yang sangat efektif didalam penularan penyakit saluran pencernaan (Food Borne Deseases). Terjadinya peristiwa keracunan dan penularan penyakit akut yang sering membawa kematian banyak bersumber dari makanan yang berasal dari tempat pengolahan makanan (TPM) khususnya jasaboga, rumah makan dan makanan jajanan yang pengelolaannya tidak memenuhi syarat kesehatan atau sanitasi lingkungan.
Sehingga upaya pengawasan terhadap sanitasi makanan amat penting untuk menjaga kesehatan konsumen atau masyarakat. Hasil pengawasan terhadap kualitas penyehatan tempat umum dan pengolahan makanan tahun 2007 menunjukan hasil sebagai berikut.
Hasil Pengawasan TUPM di Kabupaten Tangerang Tahun 2007
Dari hasil pengawasan makanan dapat diketahui TUPM yang memenuhi syarat sudah diatas 60% dari masing-masing jenis TUPM.
Kesehatan Lingkungan Air Bersih, Sampah dan Sanitasi
Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah masalah air bersih, persampahan dan sanitasi, yaitu kebutuhan akan air bersih, pengelolaan sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta pembuangan air limbah yang langsung dialirkan pada saluran/sungai. Hal tersebut menyebabkan pandangkalan saluran/sungai, tersumbatnya saluran/sungai karena sampah. Pada saat musim penghujan selalu terjadi banjir dan menimbulkan penyakit.
Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya adalah:
- Diare
- Demam berdarah
- Disentri
- Hepatitis A
- Kolera
- Tiphus
- Cacingan
- Malaria
Mengapa BAB harus sehat??kenapa jamban yang kita miliki harus sehat??? mungkin ini yang belum pernah terpikirkan oleh sebaian besar masyarakat pedesaan kita. dari penjelasan di atas sudah dapat diketahui penyakit yang timbul akaibat BAB dan jamban tidak sehat. jamban sendiri Merupakan tempat penampung kotoran manusia yang sengaja dibuat untuk mengamankannya, dengan tujuan:
- Mencegah terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia.
- Mencegah vektor pembawa untuk menyebarkan penyakit pada pemakai dan lingkungan sekitarnya
Lalat yang hinggap disampah dan dipermukaan air limbah atau tikus selokan yang masuk kedalam saluran air limbah dapat membawa sejumlah kuman penyebab penyakit. Bila lalat atau tikus tersebut menyentuh makanan atau minuman maka besar kemungkinan orang yang menelan makanan dan minuman tersebut akan menderita salah satu penyakit seperti yang tersebut diatas. Demikian pula dengan anak-anak kecil yang bermain atau orang dewasa yang bekerja didekat atau mengalami kontak langsung dengan air limbah dan sampah dapat terkena penyakit seperti yang tersebut diatas, terutama bila tidak membersihkan anggota badan terlebih dahulu.
- Air limbah dapat dikelompokkan kedalam 2 bagian, yaitu:
- Air bekas yang berasal dari bak atau lantai cuci piring atau peralatan rumah tangga, lantai cuci pakaian dan kamar mandi
- Lumpur tinja yang berasal dari jamban atau water closet (WC)
Tangki septic atau unit pengolahan air limbah terpusat diperlukan guna mengolah air limbah sebelum dibuang kesuatu badan air. Disamping untuk mencegah pencemaran termasuk diantaranya organisme penyebab penyakit, pengolahan air limbah dimaksudkan untuk mengurangi beban pencemaran atau menguraikan pencemar sehingga memenuhi persyaratan standar kualitas ketika dibuang kesuatu badan air penerima.
Sampah dan air limbah mengandung berbagai macam unsur seperti gas-gas terlarut, zat-zat padat terlarut, minyak dan lemak serta mikroorganisme. Mikroorganisme yang terkandung dalam sampah dan air limbah dapat berupa organisme pengurai dan penyebab penyakit. Penanganan sampah dan air limbah yang kurang baik seperti:
- Pengaliran air limbah ke dalam saluran terbuka
- Dinding dan dasar saluran yang rusak karena kurang terpelihara
Pembuangan kotoran dan sampah kedalam saluran yang menyebabkan penyumbatan dan timbulnya genangan akan mempercepat berkembangbiaknya mikroorganisme atau kuman-kuman penyebab penyakit, serangga dan mamalia penyebar penyakit seperti lalat dan tikus.
Suatu badan air seperti sungai atau laut mempunyai kapasitas penguraian tertentu. Bila air limbah langsung dimasukkan begitu saja kedalam badan air tanpa dilakukan suatu proses pengolahan, maka suatu saat dapat menimbulkan terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran tersebut berlangsung bila kapasitas penguraian limbah yang terdapat dalam badan air dilampaui sehingga badan air tersebut tidak mampu lagi melakukan proses pengolahan atau penguraian secara alamiah. Kondisi yang demikian dinamakan kondisi septik atau tercemar yang ditandai oleh:
- Timbulnya bau busuk
- Warna air yang gelap dan pekat
- Banyaknya ikan dan organisme air lainnya yang mati atau mengapung.
Pola Hidup Bersih dan Sehat
Hidup bersih dan sehat dapat diartikan sebagai hidup di lingkungan yang memiliki standar kebersihan dan kesehatan serta menjalankan pola/perilaku hidup bersih dan sehat. Lingkungan yang sehat dapat memberikan efek terhadap kualitas kesehatan. Kesehatan seseorang akan menjadi baik jika lingkungan yang ada di sekitarnya juga baik. Begitu juga sebaliknya, kesehatan seseorang akan menjadi buruk jika lingkungan yang ada di sekitarnya kurang baik. Dalam penerapan hidup bersih dan sehat dapat dimulai dengan mewujudkan lingkungan yang sehat. Lingkungan yang sehat memiliki ciri-ciri tempat tinggal (rumah) dan lingkungan sekitar rumah yang sehat
Kesehatan Lingkungan Membudayakan Hidup Bersih
Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan lingkungan, yaitu perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Dalam penerapannya di masyarakat, sanitasi meliputi penyediaan air, pengelolaan limbah, pengelolaan sampah, kontrol vektor, pencegahan dan pengontrolan pencemaran tanah, sanitasi makanan, serta pencemaran udara.
Kesehatan lingkungan di Indonesia masih memprihatinkan. Belum optimalnya sanitasi di Indonesia ini ditandai dengan masih tingginya angka kejadian penyakit infeksi dan penyakit menular di masyarakat. Pada saat negara lain pola penyakit sudah bergeser menjadi penyakit degeneratif, Indonesia masih direpotkan oleh kasus demam berdarah, Diare, Kusta, serta Hepatitis A yang seakan tidak ada habisnya.
Kondisi sanitasi di Indonesia memang tertinggal cukup jauh dari negara-negara tetangga. Dengan Vietnam saja Indonesia hampir disalip, apalagi dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura yang memiliki komitmen tinggi terhadap kesehatan lingkungan di negaranya. Jakarta hanya menduduki posisi nomor dua dari bawah setelah Vientianne (Laos) dalam pencapaian cakupan sanitasinya.
Sanitasi sangat menentukan keberhasilan dari paradigma pembangunan kesehatan lingkungan lima tahun ke depan yang lebih menekankan pada aspek pencegahan (preventif) daripada aspek pengobatan (kuratif). Dengan adanya upaya preventif yang baik, angka kejadian penyakit yang terkait dengan kondisi lingkungan dapat dicegah. Selain itu anggaran yang diperlukan untuk preventif juga relatif lebih terjangkau dari pada melakukan upaya kuratif.
Anggaran pemerintah untuk kesehatan lingkungan masih relatif minim. Dari anggaran yang masih minim tersebut, sanitasi tidak berada di urutan yang dijadikan prioritas utama. Besarnya investasi untuk pengembangan sanitasi diperkirakan hanya Rp20/orang/tahun, lebih rendah dari yang dibutuhkan sebesar Rp40,000/orang/tahun. Buruknya sanitasi ini menyebabkan kerugian terhadap ekonomi Indonesia sebesar 6,3 milyar dolar AS setiap tahun pada tahun 2006, ini setara dengan 2.3% Produk Domestik Bruto (PDB) kita. Pemerintah juga bekerjasama dengan beberapa negara berkembang untuk meningkatkan fasilitas sanitasi dan kondisi penyediaan air bersih, khususnya di daerah pedesaan. Sangat miris rasanya jika kita masih memerlukan dana negara lain untuk membangun sanitasi di negeri sendiri.
Selain pemerintah, masyarakat juga memiliki peran yang sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat. Saat ini masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya sanitasi. Salah seorang praktisi kesehatan lingkungan menyatakan bahwa di pelosok desa masih ditemui masyarakat yang lebih memilih untuk buang air besar (BAB) di sawah daripada membangun WC untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungan sekitarnya.
Mind set masyarakat seperti itulah yang perlu diubah. Sanitasi bukan hanya kewajiban, tetapi suatu kebutuhan akan kesehatan lingkungan. Kita tentu tidak ingin dikenal sebagai sebuah negara yang warganya masih BAB (buang air besar) sembarangan, seperti dikatakan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, yang menargetkan bebas BAB pada akhir tahun 2014. "BAB saja masih sembarangan, apa kata dunia?".
http://www.anneahira.com/artikel-kesehatan/kesehatan-lingkungan.htm
Lingkungan Yang Sehat dan Rumah Sehat
A.Rumah.
Rumah sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia merupakan tempat untuk membangun kehidupan keluarga. Untuk itu rumah seharusnya dapat memberikan wadah bagi kegiatan seluruh anggopta keluarga dengan baik.
1.Arti rumah bagi keluarga sebagai :
a. Tempat untuk berlindung.
Keluarga bertempat tinggal dalam rumah untuk melindungi diri dari panas, hujan, angin, dan gangguan lainnya, sehingga dapat tinggal dengan rasa aman.
b. Tempat pembinaan keluarga.
Rumah sebagai tempat tinggal dan pertumbuhan keluarga mempunyai peranan yang besar dalam pembinaan watak penghuninya. Rumah hendaknya dapat menjadi wadah kegiatan pembinaan keluarga melalui bimbingan pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang baik.
Karena rumah merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi keluaraga, terutama bagi pengembangan kepribadian anak.
Dengan mempersiapkan rumah yang memenuhi syarat, diharapkan dapat menampung kegiatan pembinaan bagi anggota keluarga dan mendorong terciptanya kerukunan dankebahagiaan keluarga.
c. Tempat kegiatan keluarga.
Rumah sebagai tempat pertemuan berbagai kegiatan keluarga, mempunyai arti yang penting dalam memberikan ruang dan suasana yang menunjang kegiatan itu sendidri. Sehingga didalam rumah keluarga dapat menjalankan kegiatan dengan rasa senang, tenteram dan nyaman tenteram dan nyaman. Untuk mencapai keadaan ini, perlu dipersiapkan rumah sehat yang dapat menampung anggota keluarga dalam melakukan kegiatan dan kebiasaannya dengan baik. Rumah sehat dan nyaman akan berpengaruh pada kesehatan
jasmani dan rohani anggota keluarga itu sendiri.
2. Syarat rumah sehat.
a.memenuhi segi kesehatan Artinya bagian bagian rumah yang mempengaruhi kesehatan keluarga hendaknya dipersiapkan dengan baik
terutama :
- Penerangan dan per anginan dalam setiap ruang harus cukup.
- Penyediaan air bersih.
- pengaturan pembuangan air linmbah, kotoran manusia dan sampah tidak menimbulkan pencemaran.
- Luas rumah yang sebanding dengan jumlah penghuni.
- Bagian bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab.
- Tidak terjadi pencamaran seperti bau, rembesan air kotor, udara kotor, dan sebagainya.
b.Memenuhi segi kekuatan bangunan.
Artinya bagian bagian dari bangunan rumah mempunyai konstruksi dan bahan bangunan yang dapat dijamin keamanannya seperti :
- Konstruksi bangunan yang cuckup kuat, baik untuk menahan beratnya sendiri maupan pengaruh luar seperti angin, hujan, gempa dan lain lain
- Pemakaina bahanbangunan yang bisa dijamin keawetan dan kemudahan dalam pemeliharaan.
- Penggunaaan bahan tahan api, untuk bagian yang mudah terbakar, dan bahan tahan air untuk bagian yang selalu basah.
c. Memperhatikan segi kenyamanan.
Agar keluarga dapat tinggal dengan nyaman dan dapat melakukan kegiatan dengan mudah, diperlukan :
- Penyediaan ruangan yang mencukupi
- Ukuran ruangan yang sesuai dengan kegiatan penghuni didalamnya.
- Penataan ruangan yang cukup baik.
- Dekorasi dan warna ruangan yang serasi.
- Penghijauan halaman diatur sesuai kebutuhan.
d. Memenuhi Segi keterjangkauan
Hendaknya rumah dibangun, dilengkapi dan dipelihara dengan dana yang sesuai dengan kemampuan keluarga
B.Lingkungan perumahan
Lingkungan perumahan merupakan kumpulan dari rumah rumah yang dilengkapi dengan prasarana jaringan pelayanan umum fasilitas sosial yang dibutuhkan untuk memudahkan kegiatan masyarakat dilingkungan tersebut. Letak suatu lingkungan perumahan harus didalam daerah yang diperuntukan bagi perumahan, dan bukan dilingkungan industri besar atau pabrik.
1.Hal hal yang harus dipenuhi untuk suatu perumahan adalah :
- Penyediaan prasarana yang cukup memadai, seperti jalan, saluran pembuangan air limbah, dan saluran air hujan.
- Penyedian jaringan pelayanan umum ( utilitas umum ) adalah bangunan bangunan yang dibutuhkan dalam mengelola pelayanan lingkungan seperti :
- – Jaringan listrik
- – jaringan air bersih
- – Jaringan telepon
- – Pemadam kebakaran
- – dan sebagainya.
c. Penyediaan fasilitas sosial perumahan.
Untuk memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya seperti :
- - Fasilitas ibadah : langgar, mesjid dan sebagainya
- - Fasilitas kesehatan : Puskesmas, Dokter, Bidan dsbnya
- - Fasilitas perbelanjaan : pasar, warung, toko, mall dsbnya
- - Fasilitas kebersihan : Pelayanan pembuanagn sampah lingkungan,MCK dsbnya.
- Fasilitas pendidikan : Sekolah ( TK, SD, SMP, SMA dsbnya)
- Fasilitas Rekreasi : Tempat olah raga, Tempat bermain anak dansebagainya.
- Fasilitas lainnya : gedung/ balai pertemuan dsbnya.
2. Syarat lingkungan perumahan sehat.
Memenuhi segi penyehatan lingkungan. Artinya komponen komponen lingkungan perumahan yang mempengaruhi kesehatan masyarakat hendaknya dilengkapi sesuai dengan kebutuhan, seperti :
- Penyedian prasarana lingkungan yang memadai, sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat
- Penyediaan fasilitas lingkungan sesuai dengan banyaknya masyarakat yang dilayani.
- Pengamanan lingkungan perumahan terhadap pencemaran seperti pemeliharaan sumber sumber air bersih, pembuangan sampah dan air limbah yang tidak mengganggu dan lain lain.
b. Memenuhi segi ketertiban.
Lingkungan perumahan yang tertib dibangun dengan mematuhi peraturan dan petunjuk petunjuk yang berlaku disuatu daerah, lingkungan perumahan akan terhindar dari kenungkinan bencana ( runtuh, kebakaran dsb)
c. Memperhatikan keserasian lingkungan
Melestarikan pohon pelindung dan tanaman, disamping untuk penyegaran udara dan memberikan pemandangan indah, juga bermanfaat untuk menguatkan tanah dan penyimpanan air tanah
- - Memberi penerangan alami dan buatan yang mencukupi.
- - Mengatur tata letak perumahan sehingga cukup serasi.
Kesehatan Lingkungan Sekolah Siswa
HUBUNGAN
ANTARA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA TENTANG PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN
LINGKUNGAN HIDUP (PKLH) DAN SIKAP SISWA TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN
PARTISIPASI
SISWA DALAM
KEGIATAN KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH
A. Latar
Belakang Masalah
Belajar merupakan
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Perubahan tersebut akan
nampak dalam penguasaan pola-pola respons yang baru terhadap lingkungan, yang
berupa keterampilan, kebiasaan, sikap, kecakapan, pengetahuan, pengalaman
apresiasi dan sebagainya. Dengan demikian hasil belajar ditandai dengan adanya
perubahan seluruh aspek tingkah laku (Mohammad Surya, 1992 : 23-25).
Masalah
kependudukan dan lingkungan hidup pada hakekatnya adalah masalah kemanusiaan
yang erat hubungannya dengan sistem nilai, adat istiadat, dan agama dalam
mengendalikan eksistensi sebagai penduduk dan pengelolaan lingkungan hidup.
Oleh karena itu cara mengatasinya tidak dapat hanya dengan melakukan
usaha-usaha yang bersifat teknis semata-mata, melainkan haruslah ada usaha yang
bersifat edukatif dan persuasif. Dengan demikian akan dapat dilakukan usaha ke
arah perubahan sikap dan perilaku yang sudah lama melekat dalam masyarakat.
Kegiatan yang dimaksudkan adalah pelaksanaan Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup (PKLH), yaitu program pendidikan untuk membina anak didik agar
memiliki pengertian, kesadaran, sikap dan tingkah lakukependudukan dan
lingkungan hidup secara rasional dan bertanggung jawab dari segi sosial,
politik, ekonomi, dan kesejahteraan keluarga, masyarakat, lingkungan hidup
negaranya, dan manusia pada umumnya (Nana Sudjana dan Dendasurono
Prawiroatmodjo (1989 : 9).
Sikap
memiliki tiga komponen sikap, yaitu : 1) komponen kognisi yang hubungannya
dengan beliefs, ide dan konsep, 2)
komponen afeksi yang menyangkut kehidupan emosional seseorang, dan 3) komponen
konasi yang merupakan kecenderungan bertingkah laku. Untuk lebih menjelaskan
konteks sikap, perlu dibedakan terlebih dahulu fungsi sikap dan kejadian.
Karakteristik dari sikap senantiasa mengikutsertakan segi evaluasi yang berasal
dari komponen afeksi (Mar’at, 1981 : 13). Sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan
akan melahirkan tindakan atau perilaku siswa, apakah ia akan peduli atau tidak
peduli terhadap masalah kesehatan lingkungan.
Usaha
kesehatan lingkungan merupakan salah satu usaha dari enam usaha dasar kesehatan
masyarakat. Enam usaha dasar kesehatan masyarakat tersebut, yaitu : 1)
pemeliharaan dokumen kesehatan, 2) pendidikan kesehatan, 3) kesehatan
lingkungan, 4) pemberantasan penyakit menular, 5) kesejahteraan ibu dan anak,
dan 6) pelayanan medis dan perawatan kesehatan. Di antara sekian banyak kegiatan
kesehatan lingkungan, dapat disebutkan program atau kegiatan penyediaan air
minum, pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas, dan padat, mencegah
kebisingan, mencegah kecelakaan, mencegah penyebaran penyakit bawaan air,
udara, makanan, dan vektor, pengelolaan kualitas lingkungan air, udara,
makanan, pemukiman, dan bahan berbahaya (Juli Soemirat Slamet, 1994 : 6-7).
Kesehatan
lingkungan sekolah di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia, pada
umumnya masih rendah. Sebagai contoh, penyediaan fasilitas toilet yang tidak
memadai dengan jumlah warga sekolah, ruangan belajar yang berdempetan karena
lahan sempit sementara jumlah ruangan banyak, saluran pembuangan limbah yang
tidak lancar, persediaan air bersih yang tidak memadai, dan lain sebagainya.
Kesehatan lingkungan sekolah sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi atau
hasil belajar siswa. Kesehatan lingkungan juga mempengaruhi pembentukan sikap
siswa terhadap lingkungannya, sehingga pada akhirnya juga akan sangat
menentukan partisipasi siswa dalam kegiatan kesehatan lingkungan, khususnya di
lingkungan sekolah.
Lingkungan
sekolah yang sehat antara lain adalah dengan tersedianya fasilitas toilet yang
memadai dengan jumlah siswa dan warga sekolah lainnya, persediaan air bersih
yang cukup, terdapatnya tanaman penghijauan yang menambah kadar oksigen dan
keteduhan, saluran air limbah yang baik, lingkungan yang tidak terlalu bising,
disamping keharusan adanya Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Dalam hal ini,
kesehatan lingkungan di SMU Negeri 1 Tasikmalaya masih kurang memadai, terutama
misalnya dalam penyediaan fasilitas toilet yang tidak seimbang dengan jumlah
siswa dan warga sekolah lainnya, penyediaan air bersih yang kurang mencukupi,
ruangan istirahat yang tidak memadai, kurangnya tanaman penghijauan di halaman
sekolah, dan lain sebagainya.
Dalam usaha memelihara dan meningkatkan
lingkungan sekolah yang bersih dan sehat, maka sebaiknya ditingkatkan
partisipasi siswa dalam usaha kesehatan lingkungan sekolah. Partisipasi siswa
dapat dalam bentuk partisipasi tenaga, partisipasi buah pikiran, atau pun
partisipasi harta-benda. Partisipasi tenaga dapat dalam bentuk terjun langsung
secara fisik seperti menyapu halaman, membersihkan selokan, dan lainnya.
Partisipasi buah pikiran dapat berbentuk ide untuk menyediakan tempat sampah
dengan bentuk yang indah dan menarik. Sedangkan partisipasi harta benda dapat
dalam bentuk menyumbangkan alat-alat kebersihan seperti sapu ijuk dan sapu
lidi.
B. Kerangka
Pemikiran
Setiap
individu memiliki hasil belajar kognitif PKLH yang berbeda. Individu yang memiliki hasil belajar kognitif PKLH yang
tinggi cenderung untuk memiliki partisipasi yang tinggi dalam kesehatan
lingkungan.
Agar
diperoleh partisipasi siswa yang tinggi dalam kegiatan kesehatan lingkungan,
maka diperlukan peningkatan proses belajar mengajar tentang PKLH yang lebih
efektif dan efisien bagi para siswa.
Edi
Hernawan (1999) mengemukakan hasil penelitiannya tentang Perbedaan Hasil
Belajar Kognitif PKLH dan Sikap Siswa Sekolah Dasar Terhadap Lingkungan Hidup
Antara Siswa SD Negeri di Kota dan di Luar Kota Tasikmalaya, bahwa hasil
belajar kognitif PKLH dan sikap terhadap lingkungan hidup siswa yang berasal
dari SD Negeri di kota Tasikmalaya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
berasal dari SD Negeri di luar kota Tasikmalaya. Hal ini disebabkan siswa di
kota memiliki fasilitas belajar dan bahan bacaan, khususnya bahan bacaan
tentang lingkungan hidup, yang lebih lengkap. Selain itu, pembinaan terhadap
siswa oleh guru-guru di SD Negeri kota Tasikmalaya lebih terarah, karena
guru-guru di kota juga memiliki bahan-bahan bacaan, khususnya bahan bacaan
tentang lingkungan hidup, yang lebih lengkap dibandingkan dengan guru-guru di
luar kota.
Hasil
penelitian ini membuktikan bahwa ada perbedaan yang nyata antara hasil belajar
kognitif PKLH siswa yang berasal dari SD kota dengan siswa yang berasal dari SD
luar kota.
Setiap
individu memiliki sikap yang berbeda terhadap kesehatan lingkungan. Individu
yang memiliki sikap yang lebih baik terhadap kesehatan lingkungan cenderung
untuk memiliki partisipasi yang tinggi dalam kegiatan kesehatan lingkungan.
Agar
diperoleh partisipasi yang tinggi dalam kegiatan kesehatan lingkungan, maka
diperlukan pembinaan sikap siswa yang lebih baik dan positip dalam kegiatan
kesehatan lingkungan.
Tarjuki
(2000) mengemukakan hasil penelitiannya tentang Hubungan Antara Pengetahuan
Lingkungan dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Partisipasi Siswa Dalam
Pemeliharaan Lingkungan Sekolah di SLTP Negeri 1 Gandrungmangu Kabupaten
Cilacap, bahwa terdapat hubungan positip antara pengetahuan lingkungan dan
prestasi belajar siswa dengan partisipasi siswa dalam pemeliharaan lingkungan
sekolah, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Hal ini
berarti makin luas pengetahuan siswa tentang lingkungan, makin tinggi pula
tingkat partisipasi siswa dalam pemeliharaan lingkungan sekolah. Demikian juga,
makin tinggi prestasi belajar siswa, makin tinggi pula partisipasi siswa dalam
pemeliharaan lingkungan sekolah.
Hasil
penelitian ini juga membuktikan bahwa pengetahuan siswa tentang lingkungan dan
prestasi belajar siswa memberikan kontribusi yang nyata terhadap tingkat
partisipasi siswa dalam pemeliharaan lingkungan sekolah.
Hasil
belajar kognitif PKLH yang tinggi dan sikap siswa yang lebih baik terhadap kesehatan
lingkungan akan menghasilkan partisipasi siswa yang tinggi dalam kegiatan
kesehatan lingkungan.
Untuk
meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan kesehatan lingkungan sekolah,
maka diperlukan adanya peningkatan hasil belajar kognitif PKLH dan pembinaan
sikap siswa dalam kegiatan kesehatan lingkungan sekolah.
Lili Sutji (2000) mengemukakan hasil
penelitiannya tentang Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Tingkat Ekonomi
Dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Kegiatan Kesehatan Lingkungan di Desa Cijulang,
Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, bahwa terdapat hubungan positif antara
tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi, secara sendiri-sendiri maupun secara
bersama-sama, dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan kesehatan
lingkungan. Hal ini berarti makin tinggi tingkat pendidikan dan tingkat
ekonomi, makin tinggi pula tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan
kesehatan lingkungan.
Berdasarkan
hasil penelitian Lili Sutji tersebut di atas, diharapkan akan diperoleh hasil
yang senada dengan penelitian ini, dimana makin tinggi hasil belajar kognitif
PKLH dan sikap terhadap lingkungan, akan diperoleh tingkat partisipasi siswa
dalam kesehatan lingkungan sekolah.
Aning
Effendi (2000) mengemukakan hasil penelitiannya tentang Hubungan Antara Pengetahuan
Tentang Kebersihan Lingkungan dan Sikap Terhadap Kebersihan Lingkungan Dengan
Partisipasi Pedagang Dalam Kebersihan Lingkungan di Obyek Wisata Situs
karangkamulyan, Kabupaten Ciamis, bahwa terdapat hubungan positif antara
pengetahuan tentang kebersihan lingkungan dan sikap terhadap kebersihan
lingkungan, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, dengan
partisipasi pedagang dalam kebersihan lingkungan. Hal ini berarti makin tinggi
pengetahuan tentang lingkungan dan sikap terhadap kebersihan lingkungan, makin
tinggi pula tingkat partisipasi pedagang dalam kebersihan lingkungan.
Berdasarkan
hasil penelitian Aning Effendi tersebut di atas, diharapkan akan diperoleh
hasil yang senada dengan penelitian ini, dimana makin tinggi hasil belajar kognitif
PKLH dan sikap terhadap lingkungan, akan diperoleh tingkat partisipasi siswa
dalam kesehatan lingkungan sekolah.
Dari hasil
penelitian Edi Hernawan (1999), Tarjuki (2000), Lili Sutji (2000), dan Aning
Effendi (2000) tersebut di atas, terdapat perbedaan hasil belajar kognitif siswa tentang PKLH dan sikap siswa
terhadap lingkungan hidup antara siswa dari SD Negeri kota dan siswa dari SD
Negeri luar kota, terdapat hubungan positip antara pengetahuan siswa tentang
lingkungan dan prestasi belajar siswa dengan partisipasi siswa dalam
pemeliharaan lingkungan sekolah, terdapat hubungan positif antara tingkat
pendidikan dan tingkat ekonomi dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan
kesehatan lingkungan, dan terdapatnya hubungan positif antara pengetahuan kebersihan
lingkungan dan sikap terhadap kebersihan lingkungan dengan partisipasi pedagang
dalam kebersihan lingkungan.
Mengacu
pada hasil penelitian tersebut, diharapkan dalam penelitian ini juga terdapat
hubungan positip antara hasil belajar kognitif siswa tentang PKLH dan sikap
siswa terhadap kesehatan lingkungan dengan partisipasi siswa dalam kegiatan
kesehatan lingkungan, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.
Tasikmalaya, Juli 2008
Romy Faisal Mustofa
Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Siliwangi
Tasikmalaya